Mengenal Lebih Lanjut Tentang Soft Selling
Pengertian Soft Selling
Soft selling adalah strategi pemasaran yang menekankan pada cara yang lembut dan tidak terlalu agresif dalam menawarkan produk atau jasa kepada audiens. Soft selling biasanya menggunakan teknik persuasi yang halus dan menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut, bukan terlalu banyak menekankan keunggulan produk atau jasa itu sendiri.
Soft selling biasanya menggunakan metode pemasaran yang tidak terlalu terang-terangan, seperti menampilkan iklan di media cetak atau televisi, menggunakan email marketing, atau menggunakan pelatihan penjualan. Soft selling biasanya lebih cocok untuk produk atau jasa yang tidak terlalu terkenal atau yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dijual.
Soft selling juga biasanya lebih sesuai untuk audiens yang lebih tua atau yang memiliki minat yang lebih spesifik, sehingga lebih mampu menarik perhatian audiens dengan cara yang lebih lembut dan tidak terlalu mengganggu.
Sejarah Soft Selling
Soft selling telah ada sejak lama, dengan beberapa teknik yang telah digunakan oleh perusahaan sejak abad ke-19. Namun, soft selling mulai populer pada tahun 1950-an dan 1960-an, ketika perusahaan mulai menyadari bahwa cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif dapat lebih efektif dalam menjual produk atau jasa kepada audiens.
Pada awal 1950-an, ada seorang penulis bernama Robert Cialdini yang merilis buku berjudul “Influence: The Psychology of Persuasion”. Buku ini menjelaskan tentang teknik persuasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menjual produk atau jasa kepada audiens dengan cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif. Buku ini menjadi sangat populer dan merupakan salah satu buku terlaris tentang pemasaran hingga saat ini.
Selain itu, pada tahun 1960-an, ada seorang penulis bernama David Ogilvy yang merilis buku berjudul “Confessions of an Advertising Man”. Buku ini menjelaskan tentang cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif dalam menjual produk atau jasa kepada audiens, serta menekankan pentingnya menjual keunggulan produk atau jasa kepada audiens. Buku ini juga sangat populer dan merupakan salah satu buku terlaris tentang pemasaran hingga saat ini.
Kedua buku tersebut sangat mempengaruhi perkembangan soft selling dan merupakan dasar dari teknik persuasi yang digunakan oleh perusahaan hingga saat ini. Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin maju juga membantu perusahaan untuk menggunakan soft selling dengan lebih efektif, seperti menggunakan email marketing atau menampilkan iklan di media online.
Contoh Soft Selling
Berikut adalah beberapa contoh soft selling:
- Iklan di media cetak: Iklan di media cetak seperti surat kabar atau majalah biasanya menggunakan cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif dalam menawarkan produk atau jasa kepada audiens. Iklan tersebut biasanya menjelaskan keunggulan produk atau jasa tersebut dan menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut.
- Iklan di televisi: Iklan di televisi biasanya menggunakan cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif dalam menawarkan produk atau jasa kepada audiens. Iklan tersebut biasanya menampilkan produk atau jasa tersebut dalam situasi yang menyenangkan atau menunjukkan keunggulan produk atau jasa tersebut dengan cara yang lembut.
- Email marketing: Email marketing merupakan salah satu cara yang efektif untuk menggunakan soft selling. Perusahaan dapat mengirimkan email kepada audiens yang telah terdaftar di database perusahaan dengan menjelaskan keunggulan produk atau jasa tersebut dan menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut.
- Pelatihan penjualan: Pelatihan penjualan biasanya menggunakan cara yang lebih lembut dan tidak terlalu agresif dalam menawarkan produk atau jasa kepada audiens. Pelatihan tersebut biasanya menjelaskan keunggulan produk atau jasa tersebut dan menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut. Pelatihan penjualan juga biasanya menggunakan teknik persuasi yang halus untuk menarik perhatian audiens.
Tips Soft Selling
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu perusahaan dalam menggunakan soft selling dengan lebih efektif:
- Mengetahui audiens: Perusahaan harus mengetahui audiens yang akan dituju sebelum memulai soft selling. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menyesuaikan strategi soft selling sesuai dengan kebutuhan dan minat audiens.
- Menjelaskan keunggulan produk atau jasa: Perusahaan harus menjelaskan keunggulan produk atau jasa tersebut kepada audiens dengan cara yang lembut dan tidak terlalu terang-terangan. Perusahaan juga harus menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut.
- Menggunakan teknik persuasi yang halus: Perusahaan harus menggunakan teknik persuasi yang halus dalam soft selling, seperti menggunakan contoh atau testimoni dari pelanggan yang puas dengan produk atau jasa tersebut.
- Menggunakan media yang sesuai: Perusahaan harus memilih media yang sesuai untuk menggunakan soft selling, seperti media cetak atau email marketing. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menjangkau audiens yang sesuai dengan minat dan kebutuhan perusahaan.
- Menjaga konsistensi: Perusahaan harus menjaga konsistensi dalam menggunakan soft selling, baik dalam pesan yang disampaikan maupun media yang digunakan. Hal ini akan membantu perusahaan untuk terus membangun citra yang positif di mata audiens dan meningkatkan kepercayaan audiens terhadap produk atau jasa tersebut.
Keunggulan Soft Selling
Berikut adalah beberapa keunggulan soft selling:
- Dapat meningkatkan kepercayaan audiens: Soft selling dapat meningkatkan kepercayaan audiens terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini karena soft selling menekankan keunggulan produk atau jasa tersebut dan menjelaskan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut, sehingga audiens merasa lebih yakin terhadap produk atau jasa tersebut.
- Dapat meningkatkan kesan positif terhadap perusahaan: Soft selling dapat membantu perusahaan untuk membangun citra yang positif di mata audiens. Hal ini karena soft selling menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut, sehingga audiens merasa perusahaan tersebut memperhatikan kebutuhan dan minat audiens.
- Dapat meningkatkan efektivitas iklan: Soft selling dapat lebih efektif dalam menjual produk atau jasa kepada audiens, terutama jika audiens tersebut lebih tua atau memiliki minat yang lebih spesifik. Hal ini karena soft selling menggunakan teknik persuasi yang lebih halus dan tidak terlalu terang-terangan, sehingga dapat lebih mudah menarik perhatian audiens.
- Dapat mengurangi biaya iklan: Soft selling biasanya lebih murah daripada metode pemasaran yang lebih agresif, seperti iklan di televisi atau iklan di media online. Hal ini karena soft selling biasanya menggunakan media yang lebih murah, seperti media cetak atau email marketing, yang dapat membantu perusahaan mengurangi biaya iklan.
- Dapat meningkatkan hubungan jangka panjang dengan audiens: Soft selling dapat membantu perusahaan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Hal ini karena soft selling menekankan keuntungan yang akan diperoleh oleh audiens dari produk atau jasa tersebut, sehingga audiens merasa perusahaan tersebut memperhatikan kebutuhan dan minat audiens. Selain itu, soft selling juga dapat membantu perusahaan untuk terus mempertahankan kepercayaan audiens terhadap produk atau jasa tersebut.
Kelemahan Soft Selling
Berikut adalah beberapa kelemahan soft selling:
- Dapat kurang efektif untuk audiens yang lebih muda: Soft selling biasanya kurang efektif untuk audiens yang lebih muda, terutama jika audiens tersebut lebih sensitif terhadap iklan yang terlalu terang-terangan. Hal ini karena soft selling menggunakan teknik persuasi yang lebih halus dan tidak terlalu terang-terangan, sehingga dapat kurang menarik perhatian audiens yang lebih muda.
- Dapat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjual produk atau jasa: Soft selling biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjual produk atau jasa kepada audiens. Hal ini karena soft selling menggunakan teknik persuasi yang lebih halus dan tidak terlalu terang-terangan, sehingga dapat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menarik perhatian audiens.
- Dapat menghasilkan hasil yang tidak pasti: Soft selling biasanya menghasilkan hasil yang tidak pasti, terutama jika perusahaan tidak mengikuti strategi soft selling yang tepat atau tidak menjangkau audiens yang sesuai dengan minat dan kebutuhan perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menjual produk atau jasa tersebut.
- Dapat lebih mahal daripada metode pemasaran yang lebih agresif: Walaupun soft selling biasanya lebih murah daripada metode pemasaran yang lebih agresif, namun dapat menjadi lebih mahal jika perusahaan harus menggunakan media yang lebih tinggi biayanya, seperti iklan di televisi atau iklan di media online.
- Dapat membatasi jangkauan audiens: Soft selling biasanya membatasi jangkauan audiens, terutama jika perusahaan hanya menggunakan satu media saja untuk menggunakan soft selling. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menjangkau audiens yang sesuai dengan minat dan kebutuhan perusahaan.
Masa Depan Soft Selling
Masa depan soft selling masih terbuka lebar dan tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan teknik ini untuk menjual produk atau jasa kepada audiens. Namun, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, perusahaan harus terus memperbarui strategi soft selling mereka agar dapat terus menjangkau audiens yang sesuai dengan minat dan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan juga harus memperhatikan tren pemasaran saat ini, seperti pemasaran personalisasi dan pemasaran interaktif, agar dapat terus menarik perhatian audiens dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan audiens.
Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan isu-isu etika dalam pemasaran, seperti privasi dan keamanan data, agar dapat terus membangun kepercayaan audiens terhadap produk atau jasa tersebut. Dengan demikian, masa depan soft selling masih terbuka lebar dan tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan teknik ini dengan cermat dan responsif terhadap perkembangan pemasaran saat ini.