Mengenal Lebih Jauh tentang Business Model Canvas
Pengertian Business Model Canvas
Business Model Canvas adalah sebuah alat atau metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki model bisnis suatu perusahaan. Business Model Canvas menggambarkan 9 elemen utama dari model bisnis, yaitu value proposition, customer segments, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Dengan menggunakan Business Model Canvas, pemilik bisnis dapat dengan mudah memvisualisasikan model bisnis yang sedang dijalankan, dan membuat perubahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada. Business Model Canvas sangat bermanfaat dalam mengembangkan bisnis, karena membantu pemilik bisnis untuk memahami dan mengelola model bisnis secara keseluruhan.
Sejarah Business Model Canvas
Business Model Canvas diciptakan oleh Alexander Osterwalder, seorang penulis dan konsultan bisnis asal Swiss, pada tahun 2008. Pada awalnya, Business Model Canvas merupakan bagian dari buku Osterwalder yang berjudul “Business Model Generation”, yang menjelaskan tentang berbagai macam model bisnis yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Namun, karena mudah dipahami dan dipakai, Business Model Canvas kemudian menjadi alat yang populer digunakan oleh pengusaha dan konsultan bisnis untuk mengembangkan model bisnis perusahaan. Saat ini, Business Model Canvas telah menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan dalam pengembangan bisnis.
Komponen Business Model Canvas
Business Model Canvas terdiri dari 9 komponen utama, yaitu:
- Value proposition, yaitu nilai yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.
- Customer segments, yaitu kelompok konsumen yang menjadi target pasar dari perusahaan.
- Channels, yaitu cara yang digunakan perusahaan untuk mengirimkan value proposition kepada konsumen.
- Customer relationships, yaitu hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan konsumen.
- Revenue streams, yaitu sumber pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.
- Key resources, yaitu sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis.
- Key activities, yaitu kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan value proposition.
- Key partnerships, yaitu kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak lain untuk mengembangkan bisnis.
- Cost structure, yaitu struktur biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis.
Contoh BMC Business Model Canvas
Business Model Canvas adalah alat visual yang digunakan untuk menggambarkan model bisnis suatu perusahaan. Berikut ini adalah contoh Business Model Canvas untuk bisnis toko kelontong:
Value proposition: menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari dengan harga yang bersaing dan pelayanan yang baik.
Customer segments: ibu rumah tangga, mahasiswa, dan karyawan.
Channels: toko kelontong, aplikasi online, dan layanan antar.
Customer relationships: interaksi langsung dengan pelanggan di toko, serta layanan pelanggan yang baik melalui telepon dan aplikasi online.
Revenue streams: penjualan barang di toko, biaya layanan antar, dan biaya pembelian melalui aplikasi online.
Key resources: bahan kebutuhan sehari-hari, peralatan penjualan, dan tenaga kerja.
Key activities: membeli bahan kebutuhan sehari-hari, menyimpan dan menjual barang di toko, serta mengantarkan barang ke pelanggan.
Key partnerships: bekerja sama dengan penyedia bahan kebutuhan sehari-hari, peralatan penjualan, dan jasa antar.
Cost structure: biaya bahan kebutuhan sehari-hari, gaji tenaga kerja, dan biaya sewa tempat.
Perbandingan Business Model Canvas
Business Model Canvas dapat dibandingkan dengan beberapa metode atau alat lain yang digunakan dalam pengembangan bisnis, seperti SWOT analysis, Five Forces analysis, dan Value Chain analysis.
- SWOT analysis adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) suatu perusahaan. SWOT analysis lebih menitikberatkan pada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis, sedangkan Business Model Canvas lebih menitikberatkan pada model bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan.
- Five Forces analysis adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi daya saing dalam suatu industri. Five Forces analysis lebih menitikberatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing, seperti kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, persaingan yang ada, ancaman produk atau jasa baru, dan ancaman penggantian produk atau jasa. Sedangkan Business Model Canvas lebih menitikberatkan pada model bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan.
- Value Chain analysis adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi aktivitas utama yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan value proposition. Value Chain analysis lebih menitikberatkan pada aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan Business Model Canvas lebih menitikberatkan pada model bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan secara keseluruhan.
Keunggulan Business Model Canvas
Business Model Canvas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode atau alat lain yang digunakan dalam pengembangan bisnis, seperti:
- Business Model Canvas dapat memvisualisasikan model bisnis secara keseluruhan, sehingga pemilik bisnis dapat dengan mudah memahami dan mengelola model bisnis yang sedang dijalankan.
- Business Model Canvas mudah dipahami dan dipakai, karena menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan diagram yang intuitif.
- Business Model Canvas dapat digunakan untuk mengembangkan model bisnis yang baru, maupun memperbaiki model bisnis yang sudah ada.
- Business Model Canvas dapat digunakan oleh perusahaan dalam berbagai industri dan ukuran, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada.
- Business Model Canvas dapat digunakan secara terbuka, sehingga pemilik bisnis dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan model bisnis yang lebih baik.
Kelemahan Business Model Canvas
Meskipun Business Model Canvas memiliki banyak keunggulan, terdapat juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti:
- Business Model Canvas tidak mengikutsertakan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis, seperti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ditangani oleh SWOT analysis. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu menggunakan metode atau alat lain sekaligus untuk mengevaluasi faktor-faktor tersebut.
- Business Model Canvas tidak mengikutsertakan daya saing dalam industri, seperti kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, persaingan, ancaman produk atau jasa baru, dan ancaman penggantian produk atau jasa yang ditangani oleh Five Forces analysis. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu menggunakan metode atau alat lain sekaligus untuk mengevaluasi daya saing dalam industri.
- Business Model Canvas tidak mengikutsertakan aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan, seperti pembelian bahan, produksi, distribusi, dan penjualan
Resiko Business Model Canvas
Resiko yang dapat timbul dari penggunaan Business Model Canvas adalah:
- Pemahaman yang salah tentang model bisnis, karena pemilik bisnis tidak dapat mengidentifikasi atau mengelola faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis, serta daya saing dalam industri.
- Kesalahan dalam mengembangkan atau memperbaiki model bisnis, karena pemilik bisnis tidak dapat mengidentifikasi atau mengelola aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan.
- Penggunaan Business Model Canvas yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada, sehingga tidak dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik bisnis untuk menggunakan Business Model Canvas secara benar dan tepat, serta memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal, daya saing dalam industri, dan aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan atau memperbaiki model
Masa Depan Business Model Canvas
Masa depan Business Model Canvas akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan teknologi, pasar, dan kebijakan pemerintah. Penggunaan Business Model Canvas akan semakin luas, karena akan digunakan oleh perusahaan dalam berbagai industri dan ukuran. Selain itu, pengembangan teknologi akan memudahkan pemilik bisnis untuk menggunakan Business Model Canvas, sehingga proses pengembangan atau perbaikan model bisnis akan semakin cepat, efisien, dan mudah dilakukan. Namun, resiko bisnis juga akan semakin besar, sehingga pemilik bisnis harus terus memantau dan mengelola resiko bisnis yang mungkin muncul