Mengenal Lebih Jauh tentang 3C Business Model
Pengertian 3C Business Model
3C Business Model adalah model bisnis yang mengintegrasikan 3 elemen utama dari model bisnis, yaitu customers, cost, dan convenience. 3C Business Model didasarkan pada keyakinan bahwa suksesnya sebuah bisnis tidak hanya dipengaruhi oleh produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi juga oleh kepuasan pelanggan, biaya yang dikeluarkan, dan kemudahan yang ditawarkan. Dengan menggunakan 3C Business Model, pemilik bisnis dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengelola 3 elemen tersebut, sehingga dapat memperbaiki atau mengembangkan model bisnis yang sedang dijalankan. 3C Business Model sangat bermanfaat dalam mengembangkan bisnis, karena membantu pemilik bisnis untuk fokus pada pelanggan, biaya, dan kemudahan dalam model bisnis.
Sejarah 3C Business Model
3C Business Model diciptakan oleh Philip Kotler, seorang profesor bisnis asal Amerika Serikat, pada tahun 1960-an. Pada awalnya, 3C Business Model merupakan bagian dari buku Kotler yang berjudul “Marketing Management”, yang menjelaskan tentang cara mengembangkan bisnis dengan menggunakan metode marketing. Namun, karena mudah dipahami dan dipakai, 3C Business Model kemudian menjadi alat yang populer digunakan oleh pengusaha dan konsultan bisnis untuk mengembangkan model bisnis perusahaan. Saat ini, 3C Business Model telah menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan dalam pengembangan bisnis.
Jenis 3C Business Model
Ada beberapa jenis 3C Business Model yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada, seperti:
- 3C Business Model for existing business, yaitu 3C Business Model yang digunakan oleh perusahaan yang sudah ada, untuk memperbaiki atau mengembangkan model bisnis yang sedang dijalankan.
- 3C Business Model for new business, yaitu 3C Business Model yang digunakan oleh perusahaan yang baru, untuk mengembangkan model bisnis yang baru.
- 3C Business Model for product, yaitu 3C Business Model yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk baru, dengan mengidentifikasi kepuasan pelanggan, biaya yang dikeluarkan, dan kemudahan yang ditawarkan.
- 3C Business Model for service, yaitu 3C Business Model yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan jasa baru, dengan mengidentifikasi kepuasan pelanggan, biaya yang dikeluarkan, dan kemudahan yang ditawarkan
Contoh 3C Business Model
Berikut ini adalah contoh 3C Business Model untuk bisnis rental mobil:
- Customers: menyediakan rental mobil yang nyaman dan berkualitas bagi pelanggan.
- Cost: menawarkan harga rental mobil yang terjangkau dan bersaing di pasar.
- Convenience: menyediakan layanan antar ke tempat penjemputan mobil, serta menawarkan pembayaran dengan kartu kredit dan transfer bank.
Dengan menggunakan 3C Business Model, pemilik bisnis rental mobil dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengelola 3 elemen tersebut, sehingga dapat memperbaiki atau mengembangkan model bisnis yang sedang dijalankan. Misalnya, dengan meningkatkan kualitas mobil yang disewakan, mengurangi biaya operasional, dan menambah jumlah layanan antar ke tempat penjemputan mobil, pemilik bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, menekan biaya yang dikeluarkan, dan meningkatkan kemudahan yang ditawarkan.
Perbandingan 3C Business Model
3C Business Model dapat dibandingkan dengan VTDF Framework, karena keduanya sama-sama digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki model bisnis suatu perusahaan. Perbedaan utama antara 3C Business Model dan VTDF Framework adalah jumlah elemen yang ditampilkan dalam diagram. 3C Business Model menampilkan 3 elemen utama dari model bisnis, yaitu customers, cost, dan convenience. Sedangkan VTDF Framework menampilkan 4 elemen utama dari model bisnis, yaitu value proposition, target customer, distribution channel, dan financial projection. Karena memiliki jumlah elemen yang sedikit, 3C Business Model lebih sederhana dan mudah dipahami dibandingkan dengan VTDF Framework. Namun, 3C Business Model kurang lengkap dibandingkan dengan VTDF Framework, karena tidak mengikutsertakan faktor-faktor yang mempengaruhi model bisnis secara keseluruhan, serta saluran distribusi yang digunakan untuk menjual produk atau jasa. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu mempertimbangkan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada, sebelum memilih antara 3C Business Model atau VTDF Framework.
Keunggulan 3C Business Model
Ada beberapa keunggulan dari 3C Business Model dibandingkan dengan VTDF Framework, seperti:
- 3C Business Model lebih sederhana dan mudah dipahami dibandingkan dengan VTDF Framework, karena hanya menampilkan 3 elemen utama dari model bisnis. Dengan demikian, pemilik bisnis dapat dengan mudah memahami dan mengelola model bisnis yang sedang dijalankan.
- 3C Business Model lebih cepat dan efisien dalam penggunaannya dibandingkan dengan VTDF Framework, karena hanya menampilkan 3 elemen utama dari model bisnis. Dengan demikian, proses pengembangan atau perbaikan model bisnis dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
- 3C Business Model lebih fleksibel dibandingkan dengan VTDF Framework, karena dapat disesuaikan dengan berbagai jenis bisnis dan situasi bisnis yang ada. Dengan demikian, pemilik bisnis dapat menggunakan 3C Business Model sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada.
- 3C Business Model dapat digunakan secara terbuka dibandingkan dengan VTDF Framework, sehingga pemilik bisnis dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan model bisnis yang lebih baik. Dengan demikian, pemilik bisnis dapat memanfaatkan pandangan atau saran dari pihak lain untuk meningkatkan model bisnis yang sedang dijalankan.
Kelemahan 3C Business Model
Meskipun memiliki banyak keunggulan, terdapat juga beberapa kelemahan dari 3C Business Model, seperti:
- 3C Business Model tidak mengikutsertakan faktor-faktor yang mempengaruhi model bisnis secara keseluruhan, seperti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ditangani oleh SWOT analysis, serta daya saing dalam industri yang ditangani oleh Five Forces analysis. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu menggunakan metode atau alat lain sekaligus untuk mengevaluasi faktor-faktor tersebut.
- 3C Business Model tidak mengikutsertakan saluran distribusi yang digunakan untuk menjual produk atau jasa, seperti toko offline, toko online, atau saluran lainnya. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu menggunakan metode atau alat lain sekaligus untuk mengidentifikasi dan mengelola saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan.
- 3C Business Model hanya dapat digunakan untuk mengembangkan model bisnis yang sederhana, karena hanya menampilkan 3 elemen utama dari model bisnis. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu mempertimbangkan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada, sebelum memilih antara 3C Business Model, VTDF Framework, atau Business Model Canvas.
Resiko 3C Business Model
Resiko yang dapat timbul dari penggunaan 3C Business Model adalah:
- Pemahaman yang salah tentang model bisnis, karena pemilik bisnis tidak dapat mengidentifikasi atau mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi model bisnis secara keseluruhan, serta saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan.
- Kesalahan dalam mengembangkan atau memperbaiki model bisnis, karena pemilik bisnis tidak dapat mengidentifikasi atau mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi model bisnis secara keseluruhan, serta saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan.
- Penggunaan 3C Business Model yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang ada, sehingga tidak dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik bisnis untuk menggunakan 3C Business Model secara benar dan tepat, serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi model bisnis secara keseluruhan, serta saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dalam mengembangkan atau memperbaiki model bisnis.
Masa Depan 3C Business Model
Dalam masa depan, 3C Business Model masih akan terus dikembangkan dan digunakan oleh banyak perusahaan untuk mengembangkan atau memperbaiki model bisnis yang sedang dijalankan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Pertumbuhan bisnis dan pasar yang pesat, sehingga meningkatkan kebutuhan akan alat atau metode yang dapat membantu pemilik bisnis mengembangkan atau memperbaiki model bisnis yang sedang dijalankan.
- Peningkatan kebutuhan akan sederhana dan efisien dalam mengembangkan atau memperbaiki model bisnis, sehingga 3C Business Model menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk digunakan.
- Peningkatan kebutuhan akan fleksibilitas dalam mengembangkan atau memperbaiki model bisnis, sehingga 3C Business Model dapat disesuaikan dengan berbagai jenis bisnis dan situasi bisnis yang ada.
Oleh karena itu, masa depan 3C Business Model masih terlihat cerah, karena masih banyak perusahaan yang menggunakan 3C Business Model untuk mengembangkan atau memperbaiki model bisnis yang sedang dijalankan.